Posted by: niadilova | 25/05/2015

PPM #13 – Monumen peringatan untuk Demang Padang yang pertama

Tanda peringatan bagi kepala district. Menoeroet kabar Aneta dari Padang, baroe-baroe ini Goebernoer Soem[atra] Barat telah melangsoengkan oepatjara pemboeka tanda peringatan bagi marhoem t. Soetan Radjab (sic) gelar Soetan Masaboemi, kepada district Padang jang meninggal dalam tahoen 1928 jtl. Oepatjara itoe dihadiri oléh banjak orang dari pihak Eropah dan Bp. [Bumiputra]. Banjaklah karang-karangan boenga jang diletakkan pada tanda peringatan itoe.”

***

Laporan majalah Pandji Poestaka, No. 57, Tahoen VIII, 18 Juli 1920, hlm. 915 (rubrik Kroniek) tentang peringatan dua tahun wafatnya Demang pertama Padang  Soetan Radjat gelar Soetan Masa Boemi (dalam laporan di atas namanya ditulis agak keliru: ‘ Soetan Radjab….’) yang  tampaknya diadakan sekitar akhir Juni atau awal Juli 1930. Dalam kesempatan itu dibuat sebuah monumen peringatan untuknya. Tidak disebutkan di mana monumen itu didirikan. (Tampaknya sekarang tiada berbekas lagi).

Seperti disebutkan di atas, Soetan Radjat meninggal tahun 1928 dalam usia cukup muda: 49 tahun. (Ia lahir tahun 1879 di Padang dan masih termasuk masih termasuk trah Raja Pagaruyung terakhir, Sultan Alam Bagarsyah). Soetan Radjat  menggantikan Regent terakhir Padang Tuanku Panglima Marah Oejoeb gelar Marah Maharadja Besar (1826-1923). Sedikit tentang Soetan Radjat ditulis oleh Rusli Amran dalam Padang Riyatmu Dulu (1986:125). Riwayat hidup Soetan Radjat, dan juga riwayat hidup Tuanku Panglima Marah Oejoeb, secara singkat sudah muncul dalam rubrik ‘Minang Saisuak’ di Singgalang Minggu, masing-masing edisi 30-11-2014 dan 7-9-2014.

Suryadi – Leiden University, Belanda | Padang Ekspres, Minggu, 24 Mei 2015


Leave a comment

Categories