Posted by: niadilova | 01/12/2014

Minang Saisuak #199 – Demang Padang: Soetan Radjat gelar Soetan Masa Boemi (1879-1928)

65a5e524158972b73f316faded754e6c_soetan-radjat-gelar-soetan-masa-bumi-1879-1928

Minggu ini kami turunkan kodak Demang pertama kota Padang di zaman kolonial Soetan Radjat gelar Soetan Masa Boemi. Lahir di Padang tahun 1879, Radjat kecil menempuh pendidikan di sekolah bumiputra kelas 2, tetapi dengan pertolongan pensiunan Kapten Infanteri Lignac ia dapat mempelajari bahasa Belanda.

Pada akhir 1900 Soetan Radjat diangkat menjadi Ajunct Inlandsch Officier van Justitie (Pengadilan) di Landraad Padang tanpa gaji. Tapi kemudian kariernya melaju: menjadi Schrijver (pencatat) Controleur Ommelanden van Padang, merangkap Ajunct Inlandsch Officier van Justitie untuk Lubuk Begalung. Kemudian jabatannya naik menjadi schrijver untuk Asisten Resident Padang merangkap AjunctInlandsch Officier van Justitie kota Padang. Tak lama kemudian ia diangkat menjadi Hoofddjaksa(Jaksa Kepala) di Landraad Padang. Ia juga menjadi Penghulu Wijk III (Kampung Jao, Sawahan, Belantung, Tarandam, Balanti) sambil mewakili penghulu Wijk II (Purus, Damar, Olo, Ujung Pandan, Rimbo Kaluang) dan Wijk I (pusat kota). Menjelang dihapuskannya jabatan Regent tahun 1910, Wijk I, II, dan III disatukan dengan penghulu kepala dijabat oleh Soetan Radjat sendiri.

Seperti dicatat oleh Rusli Amran dalam Padang Riyatmu Dulu (1986:125), Soetan Radjat adalah generasi baru bangsawan Minang, dalam arti ia mendapat pendidikan Belanda dan cukup terpelajar.Ia masih termasuk dalam trah Sultan Alam Bagagarsyah, Raja Pagaruyung terakhir.

Soetan Radjat gelar Soetan Masa Boemi dianggap berjasa mengakhiri kerusuhan yang terjadi di Lubuk Alung, Pauh IX, dan Nanggalo. Untuk itu ia dianugerahi Bintang Perak oleh Pemerintah pada tahun 1909. Pada tahun 1914 ia diangkat menjadi Kepala Distrik (Districthoofd), mula-mula di Tanah Tinggi Padang, kemudian di Padang. Pada tahun 1910 ia diangkat menjadi Demang pertama di Padang, menggantikan Regent terakhir Marah Oejoeb gelar Marah Maharadja Besar yang profilnya juga diturunkan dalam rubrik ini. Pada tahun 1923 ia dianugerahi pula Bintang Emas sebagai tanda kesetiaan dalam dinas selama lk 22 tahun.

Soetan Radjat gelar Soetan Masa Boemi meninggal tahun 1928 di Padang dalam usia yang cukup muda: 49 tahun. Pada bulan Juli 1930 Pemerintah memperingati 2 tahun wafatnya beliau di Padang (Pandji Poestaka, No. 57, Tahoen VIII, 18 Juli 1930, hlm. 915). Demikian riwayat hidup ringkas Demang pertama Padang itu.

Suryadi – Leiden, Belanda. (Sumber foto: Pandji Poestaka, No. 42, Tahoen I, 18 October 1923:1) |Singgalang, Minggu, 30 November 2014


Leave a comment

Categories