Posted by: niadilova | 08/03/2024

Stellingen disertasi #105 (Sejarah): Dr. Muhammad Gade Ismail

“Ten onrechte zijnde pogingen van de sultan van ceh, om zijn gezag op de Oostkust van Aceh te doen gelden tegenover onwilige uleébalangs, in de westerse koloniale literatuur geïnterpreteerd als daden van zeeroof.” / “Literatur kolonial Barat tidaklah tepat apabila menafsirkan usaha-usaha Sultan Aceh untuk menegakkan kekuasaannya terhadap para uleebalang yang menentang kekuasaannya di Aceh Timur, sebagai tindakan bajak laut.” (Stelling/Dalil no.1)

“De migratie binnen het Acehse samenleving omde peper te verbouwen in de negentiende eeuw gaf familieleden van de uleëbalangs de gelegenheid om uleëbalang in een nieuw gebied te worden, een mogelijkheid die in het oorspronkelijke gebied niet aanwezig was.” / “Migrasi dalam masyarakat Aceh pada abad ke-19 untuk penanaman lada, membuka kesempatan kepada anggota keluarga uleebalang, untuk dapat menjadi uleebalang di daerah baru, yang di daerah asalnya tidak mungkin diperoleh.” (Stelling/Dalil no.2)

“De uleëbalangs die zich tegen de macht van de sultan vanAceh verzetten werkten samenmet de Nederlandsch-Indische regering op het moment dandeze Aceh begon te penetreren.” / “Uleebalang-uleebalang yang menantang kekuasaan Sultan Aceh, memilih untuk bekerjasama dengan Pemerintah Hindia Belanda begitu kekuasaan itu memulai penetrasinya ke Aceh.” (Stelling/Dalil no. 3)

“De leden van de “Raad van Acht”, die op Pulau Penang zetelde en tot taak had steun te zoeken tegen de Nederlandsch-Indische aanval, waren de kapitaalverschaffer van de peperplantages in Oost Aceh.” / “Anggots-anggota “Dewan Delapan” yang berkedudukan di Pulau Penang dan bertugas untuk mencari bantuan dalam rangka menghadapi serangan Hindia Belanda, adalah para pemilik modal dalam penanaman lada di Aceh Timur.” (Stelling/Dalil no. 4)

“De bewering van C. Snouck Hurgronje dandelandschappen inAceh geen namen hebben omdat ze gebaseerd zijn op het aantal Mukim in elk landschap, is alleen van toepassing op Groot-Aceh (C. Snouck Hurgronje De Atjehers. I, Leiden: E.J. Brill, 1893, blz. 92.)” / “Pendapat C.Snouck Hurgronje yang menyatakan bahwa kenegerian-kenegerian di Aceh tidak memiliki nama karena disebut berdasarkan jumlah Mukim yang ada di dalamnya, sebenarnya hanya berlaku untuk Aceh Besar saja. (C. Snouck Hurgronje, De Atjehers, I. Leiden: E.J. Brill, 1893, halaman 92)” (Stelling/Dalil no. 5)

“In de pre-koloniale tijd waren de positie en de rol van tuha peut is Aceh dezelfde als than in de Maleise koninkrijken in de west-Kalimantan. (E. Netscher, “Kronijk van Sambas en Soekadana”, Tijdschrift voor Indische Taal-, Land- en Volkenkunde, 9 (1853) blz. 9 en “AsalKetoeroenan Radja-radja di sambar”, Arsip Nasional, jakarta: Residentie Archief West Borneo: BWK, 42, No. 14)” / “(Dalam masa pra-kolonial, kedudukan dan peranan “tuha peut” dii Aceh sama dengan “than” di kerajaan-kerajaan Melayu pesisir di Kalimantan Barat. (E. Netscher, “Kronijk van Sambas en Soekadana”, Tijdschrift voor Indische Taal-, Land- en Volkenkunde, 9 (1853) blz. 9 en “AsalKetoeroenan Radja-radja di sambar”, Arsip Nasional, jakarta: Residentie Archief West Borneo: BWK, 42, No. 14) (Stelling/Dalil no. 6)

“Het loslaten van het onderscheid tussen de verleden werkelijkheid en de wetenschappelijke besturdering van het verleden, zoals die door Ankersmit wordt gepropageerd, belemmert de zinvolle interpretatie van de geschiedenis meer dan dat deze erdoor wordt bevordert. (F.R. Ankersmit, De navel van de geschiedenis, Groningen, 1990, hoofdstuuk 9).”/”Menanggalkan perbedaan antara kenyataan masa lampau dan penelitian ilmiah tentang masa lampau, seperti yang dikemukakan Ankersmit, lebih menghalangi interpretasi sejarah yang berguna daripada memajukannya. (F.R. Ankersmit, De navel van de geschiedenis, Groningen, 1990, hoofdstuuk 9) (Stelling/Dalil no. 7)

“De gebieden buiten Java dienen meer aandacht te krijgen in de geschiedschrijving betreffende Indonesie waarbij in het bijzonder de economische ensociale aspecten cntraal behoren te staan.”/”Daerah-daerah di luar Jawa memerlukan banyak perhatian dalam penulisan sejarah Indonesia khususnya tentang aspek ekonomi dan sosial.” (Stelling/Dalil no. 8)

“De invloed van het Nederlands op de woordvorming van de Acehse taal is duidelijk zichtbaar: Zo is bijvoorbeeld het word krueh afkomstig van het Nederlandse word kruis, terwijl masikupe afgeleid is van maatschappij.” / “Pengaruh Bahasa Belanda terhadap Bahasa Aceh dalam pembentukan kata-kata dengan mudah dapat dilihat. Misalnya kata “Krueh” dalam Bahasa Aceh berasal dari kata “Kruis” dari Bahasa Belanda, juga kata “Maskupe” dari kata “Maatschappij”.” (Stelling/Dalil no. 9)

“Met het oog van der verdere ontwikkeling van de geschiedbeoefening in Indonesië verdient het aanbeveling de mogelijkheden voor Indonesiërs om in Nederland geschiedenis te studeren uit te breiden.” /”Demi perkembangan sejarah selanjutnya di Indonesia, sebaiknya diperluas kesempatan kepada orang-orang Indonesia untuk belajar sejarah di Negeri Belanda.” (Stelling/Dalil no.10)

Penulis: Dr. Muhammad Gade Ismail

Judul disertasi: ‘Seuneubok Lada, Uleëbalang, dan Kumpeni: Perkembangan Sosial Ekonomi di Daerah Batas Aceh Timur, 1840-1942’

Tarikh promosi: Kamis, 19 Desember 1991

Promotor: Prof. Dr. C. Fasseur; Co-promotor: Prof. Dr. T. Ibrahim

Jumlah stellingen: 10

Tautan ke Leiden University Library: https://catalogue.leidenuniv.nl/discovery/fulldisplay?docid=alma990003845940302711&context=L&vid=31UKB_LEU:UBL_V1&lang=en&search_scope=MyInst_and_CI&adaptor=Local%20Search%20Engine&tab=Everything&query=any,contains,gade%20ismail%20seuneubok&offset=0

CatatanStellingen adalah proposisi (propositions) dari sebuah disertasi, yaitu sejumlah pendirian yang ingin dipertahankan oleh seorang calon doktor (promovendus) berdasarkan temuan-temuan di dalam disertasinya. Pendirian itu boleh saja melawan pendirian sarjana lain. Stellingen adalah unsur yang harus ada dalam sebuah disertasi yang dipertahankan di Universiteit Leiden. Ia dicetak dalam selembar kertas dan diselipkan di dalam disertasi. Jumlah stellingenberkisar antara 8-12, tapi dalam sedikit kasus ada juga yang jumlahnya kurang dari 8 dan ada yang jumlahnya sampai 15. Dalam kasus yang amat langka, ada stellingen yang berjumlah 30. Di samping pendirian-pendirian yang menyangkut temuan-temuan di dalam disertasi, stellingen juga boleh diisi dengan beberapa pendirian yang terkait dengan bidang-bidang ilmu yang relevan dan masih ada hubungannya dengan disertasi si promovendus. Biasanya nomor yang terakhir dari stellingen mengandung unsur kelucuan tapi bernas. Pada saat ujian terbuka (defence) yang berlangsung selama satu jam, anggota tim penguji berhak mengajukan pertanyaan kepada promovendus melalui salah satu stelling dari disertasinya.


Leave a comment

Categories