Posted by: niadilova | 31/08/2015

Minang Saisuak #233 – Moehammad Sjafei di Belanda (1924)

eb5466753bbc883ceff278cee5a8f9ea_moehammad-sjafei-di-belanda-1924

Rubrik Minang saisuak edisi Minggu, 24 Mei 2015 sudah menurunkan profil Moehammad Sjafei, pendiri INS Kayu Tanam. Sekarang kami turunkan lagi satu potret beliau bersama teman-temannya asal Indonesia saat berada di Leiden, Belanda, tahun 1924, ketika Sjafei masih berada di ‘Tanah Dingin’ itu untuk menuntut ilmu di bidang prakarya. Potret ini jarang terlihat, karenanya mungkin bermanfaat kalau kami suguhkan kepada penyuka rubrik ini.

Sjafei lahir di Ketapang, Kalimantan Barat, tahun 1894. Tentang riwayat pendidikannya, PandjiPoestaka, No.1, Tahoen II, 3 Januari 1924:3 menulis: “Toean Mohd. Sjafe’i moelai masoek sekolah Melajoe dalam tahoen 1904 di Adi (Atjeh). Tatkala itoe omoernja 10 tahoen. Pada pertengahan tahoen 1907, pindah kesekolah Melajoe d Pontianak. Oleh karena radjin dan oesahanja, ditambah poela dengan pendidikan orang toeanja, maka dalam tahoen 1908 beliau memboeat oedjian masoek Sekolah Radja (Kweekschool) di Fort de Kock, dan diterimalah beliau mendjadi moerid. Dalam tahoen 1914 loeloes dalam oedjian Kweekschool penghabisan dan dalam tahoen itoe djoega mendjadi goeroe pada Kartinischool di Weltevreden.

Roepanja beliau tiada mentjoekoepi dengan kepandaiannja jang begitoe sadja, sehingga dalam mengadjar itoe diteroeskannja poela beladjar gambar pada p. t. De Graaf, Leraar gambar pada H. B. S. dan dalam 13 boelan loeloes poela beliau dalam oedjian gambar.

Soenggoehpoen toen Mohd. Sjafe’i telah mempoenjai kepintaran jang soedah berpadanan, tetapi beliau tiada chali menoentoet [ilmu] jang lain-lain. Kemoedian sesoedah ia mendapat acte gambar, loloes poela ia dalam oedjian bahasa Belanda (Acte Nederlandsch) dengan GOED.

Pada 1922 Sjafei berangkat ke Belanda untuk menuntut ilmu di bidang pendidikan kerajinan tangan. Ia mendapat kesempatan mengajar di sekolah rendah di Mook Hoek, Rotterdam. Pandji Poestaka(ibid.) menulis: “Toean Mohd. Sjafe’i sekarang ada dinegeri Belanda sedang menoentoet berbagai-bagai ‘ilmoe. Maksoednja jang teroetama kenegeri Belanda, boekanlah hendak mentjahari acte, akan tetapi akan mentjahari pengetahoean jang lebih dalam, bagaimana tjaranja djalan mendidik anak-anak, djoega mempeladjari kunst, seperti; pekerdjaan tangan, biola dan gambar.

Oentoek beladjar mendidik, ia telah diberi izin mengadjar pada sekolah rendah di Mook Hoek (Rotterdam).

Moedah-moedahan segala tjita-tjita toean Mohd. Sjafe’i itoe terkaboel hendaknja jang kemoedian hari dapatlah beliau membimbing bangsa dan tanah airnja kepada djalan ketjerdasan dan kepandaian.”

Selama belajar di Belanda, Sjafei juga aktif dalam organisasi De Indonesische Vereeniging(sebelumnya: De Indische Vereeniging).

Dalam foto ini kelihatan Sjafei yang berdiri di belakang (berpangku tangan). Di kanannya (berkacamata) Malikoes (pendidikan guru, sama seperti Sjafei); tiga orang di kirinya berturut-turut: Soearno (agak pendek) (pendidikan arsitektur), Hermin (BB/Indologi), dan Soedjono (hukum/Meester). Yang duduk, dari kiri ke kanan: Mas Aloei (Boekhouder Gemeente Semarang yang sedang verlof di Belanda), Ismail (pendidikan guru), dan Prio (juga pendidikan guru).

Sjafei kembali ke Indonesia tahun 1925. Kemudian ia mendirikan INS Kayu Tanam. Tentang kiprahnya setelah kembali ke Indonesia, termasuk keterlibatannya dengan PRRI, lihat antara lain Hasril Chaniago, 101 Orang Minang di Pentas Sejarah (2010:387-393).

Moehamad Sjafei meninggal pada 5 Maret 1969 di Jakarta, saat mengurus bantuan untuk INS Kayu Tanam. Jenazahnya diterbangkan ke Padang dan dimakamkan di samping makam ibu angkatnya/istri Marah Soetan, [Andung] Chadijah, di kompleks INS Kayu Tanam.

Suryadi – Leiden, Belanda | Singgalang, Minggu, 30 Agustus 2015 (Sumber foto: Pandji Poestaka, No. 3, Tahoen II, 17 Januari 1924:44).


Leave a comment

Categories