Posted by: niadilova | 22/12/2023

Stellingen disertasi #104 (Hukum): Dr. Jakob Tobing

” The amendment of the 1945 Constitution of Indonesia had transformed the original 1945 Constitution by incorporating the key attributes of both democracy and the rule of law.” (Stelling no. 1)

“An essential precondition and starting point of Indonesia’s remarkable amendment process was the consensus among the major political powers and the armed forces to reform the 1945 Constitution in a constitutional way and on three conditions, i.e. to maintain the Preamble, the unitary form of the Republic of Indonesia and the presidential system.” (Stelling no. 4)

“The role of Muslim intellectuals in Indonesia, the country with the largest Muslim population in the world, has been crucial in producing a consti- tution that embraces all citizens without distinction.” (Stelling no. 7)

Read More…

Posted by: niadilova | 18/12/2023

Buruh penakik getah, 1930an

Seorang buruh penakik getah dan (kemungkinan) cucunya yang dipekerjakan di salah satu onderneming karet di Sumatra Timur pada tahun 1920-an/30an. Sekitar 700.000 buruh ‘inlanders’, kebanyakan dari Jawa, dipekerjakan oleh para kapitalis-kolonialis putih yang sangat serakah di perkebunan-perkebunan karet milik mereka, juga milik Pemerintah, di Sumatra Timur di bawah tekanan fisik dan persekusi, yang membuat mereka tetap hidup miskin dan tertindas. Beberapa orang pegawai kolonial Belanda yang prihatin bersimpati kepada mereka, antara lain penulis buku yang fotonya direpro ini (lihat keterangan di bawah). Untuk gambaran dari perspektif kesasatraan tentang kehidupan kolonial di perkebunan karet ini, bacalah antara lain novel karangan M.H. Székely-Lulofs, Rubber. ‘s-Gravenhage: Nederlandse Boekenclub, 1931.

Sumber: Jhr. B.C.C.M.M. van Suchtelen, (Oud. Gouverneur van Sumatra’s Oostkust), Neerlands nieuwe Eereschuld aan Indië (Hutang Kehormatan Belanda yang baru kepada Hindia Belanda). Hilversum: N.V. Paul Brand’s Uitgeversbedrijf, 1939: 11.

Posted by: niadilova | 12/12/2023

Anak dipangku, pribumi di’budakin’ (1939)

Sumber: Jhr. B.C.C.M.M. van Suchtelen, (Oud. Gouverneur van Sumatra’s Oostkust), Neerlands nieuwe Eereschuld aan Indië (Hutang Kehormatan Belanda yang baru kepada Hindia Belanda). Hilversum: N.V. Paul Brand’s Uitgeversbedrijf, 1939: 21.

Sumber: Surat kabar Voorwaarts (Rotterdam), edisi Sabtu, 28 Februari 1931.

Hari-hari terakhir kapal uap (stoomschip/ss) ‘Tambora’ sebelum ‘dicincang’ atau dibesituakan. Disebutkan dalam caption foto di atas bahwa ‘Tambora’ , nama yang mengabadikan nama Gunung Tambora di Pulau Sumbawa, dioperasikan oleh maskapai pelayaran Belanda ‘Rotterdamsche Llyod’. Kapal uap ini selesai dibangun pada tahun 1909 di galangan kapal ‘De Schelde’ di Vlissingen. Selama sekitar 3 dekade ‘Tambora’ sudah setia melayani trayek Rotterdam – Batavia pp.

Read More…

Sumber: De Locomotief (Semarang), Zaterdag/Sabtu, 1 Mei 1926

Read More…

Posted by: niadilova | 03/12/2023

Renung #78: Bohong keblinger

Gambar 1

Mungkin tidak ada manusia yang benar-benar bebas dan bersih dari bohong atau dusta. Seseorang sepanjang hidupnya mungkin pernah berbohong, kecil atau besar, karena terpaksa atau disengaja. Semua itu tentu dicatat oleh Sang Pencipta.

Mungkin kebanyakan umat Islam percaya bahwa Rasulullah lah yang tidak pernah berbuat dusta. (Agama-agama lain pun tentu tidak membenarkan dusta.) Akan tetapi, siapa tahu Baginda Muhammad SAW juga pernah berbuat dusta yang dibenarkan dalam Islam.

Banyak hadits dan ayat al-Quran meriwayatkan bahwa ada 3 dusta yang diperbolehkan dalam Islam.

Read More…

Posted by: niadilova | 21/11/2023

Rumah Dinas Residen Riau di Tanjung Pinang, 1920an

Sumber foto: K. Sasrasoeganda, Kekesahan Dateng Rijo. Weltevreden [Batavia]: Balai Poestaka, 1921: antara hlm. 52 dan 53. (Serie uitgaven door bemiddeling der Commissie voor de Volkslectuur = Uitgaven van de Commissie voor de Volkslectuur No. 513).

Catatan: Pada zaman kolonial, “Tanjung Pinang (dalam ejaan lama ditulis ‘Tandjoengpinang’) berstatus administratif sebagai salah satu onderafdeeling dalam wilayah Residentie Riaouw en Onderhoorigheden (Keresidenan Riau dan Wilayah-wilayah Taklukannya) dengan ibukotanya (hoofdplaats) Tanjung Pinang. Wilayahnya meliputi: Pulau Bintan, Rempang, Galang, Batam dan pulau-pulau kecil sekitarnya, kelompok Pulau Tambelan dan Wates, juga kelompok Pulau Pendjantan (St. Barbe) dan Pengiki (Staatblad van het Nederlandsch-Indië over het jaar 1922. Weltevreden: Landsdrukkerij, 1923: 4; Reegeeering Almanak voo Nederlandsch Indië 1924. Batavia: Landsdrukkerij, 1924: 166-167)” (https://sumbarsatu.com/berita/30056-rumpang-informasi-historis-tentang-rempang; diakses 21-11-2023).

Posted by: niadilova | 21/11/2023

Intelektual Jawa R. Sasrasoeganda, 1920an

R. Sasrasoeganda [Koewatin] dan istri. R. Sasrasoeganda adalah seorang intelektual Jawa yang banyak memberi perhatian kepada bahasa, budaya dan masyarakat Melayu. Salah satu buku karyanya yang terkenal, Kitab jang Menjatakan Djalannja Bahasa Melanoe (1910), diterbitkan ulang sebagai salah satu nomor dalam seri ILDEP (1986) di bawah redaksi W.A.L. Stokhof. Foto ini direpro dari bukunya Kekésahan Dateng Rijo, sebuah catatan perjalanan Sasrasoeganda sendiri dari kunjungannya ke wilayah Riau Kepulauan pada awal abad ke-20.

Sumber foto: R. Sasrasoeganda, Kekésahan Dateng Rijo. Weltevreden [Batavia]: Drukkerij Volkslectuur, 1921: 1. [(Serie uitgaven door bemiddeling der Commissie voor de Volkslectuur = Uitgaven van de Commissie voor de Volkslectuur No. 513).

Posted by: niadilova | 21/11/2023

Kantor Pos di Tanjung Pinang, 1920an

Sumber: R. Sasrasoeganda, Kekésahan Dateng Rijo. Weltevreden [Batavia]: Drukkerij Volkslectuur, 1921: antara hlm. 72 dan 73. [(Serie uitgaven door bemiddeling der Commissie voor de Volkslectuur = Uitgaven van de Commissie voor de Volkslectuur No. 513).

Posted by: niadilova | 21/11/2023

Klenteng Tionghoa di Tanjung Pinang, 1920an

Klenteng Tionghoa di Tanjung Pinang. Potret ini dibuat sekitar awal 1920an.

Sumber: R. Sasrasoeganda, Kekésahan Dateng Rijo. Weltevreden [Batavia]: Drukkerij Volkslectuur, 1921: antara hlm. 78 dan 79. [(Serie uitgaven door bemiddeling der Commissie voor de Volkslectuur = Uitgaven van de Commissie voor de Volkslectuur No. 513).

« Newer Posts - Older Posts »

Categories